--> Konsep return (retrun riil, ekspetasi) dan konsep resiko Dalam Manajemen Keuangan | Blog ILPeEkom

Sunday, September 11, 2016

Konsep return (retrun riil, ekspetasi) dan konsep resiko Dalam Manajemen Keuangan

| Sunday, September 11, 2016
Pengertian Return
            Return atau tingkat pengembalian merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.
            Return adalah penghasilan yang diterima atas investasi ditambah dengan perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai presentase dari harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai presentase dari harga pasar awal investasi tersebut. Berikut formula yang digunakan mengukur return.
            R+1 = (Pt+1)-Pt+(Ct+1) / Pt
            Portofolio adalah komitmen atas kumpulan asset atau sumber daya. Contohnya properti, deposito, emas dan saham yang dimiliki personal dan perusahaan, investasi portofolio memiliki tujuan meminimalisir risiko kerugian.
            Potofolio tingkat pengembalian adalah pengembalian dari portofolio sama dengan rata rata tertimbang dari tiap asset investor atau obligasi membentuk portofolio.
            Rumus portofolio :Rp = wRs + (1-w) Rc
Beberapa pengertian lain tentang return :
•Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

Pengertian Risk (Risiko)
            Risk merupakan kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.

Jenis-jenis Risiko dalam Perusahaan
-          Risiko Individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengarui oleh proyek lain.
-          Risiko Perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang dihadapi atau portofolio yang dilakukan oleh investor. 
-          Risiko Pasar
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.

Tipe-Tipe Risiko
Secara umum risiko dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Risiko Murni (pure risk)
Risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada (yang hanya ada kerugian).
Contoh: risiko kecelakaan, kebakaran, banjir, dan semacamnya (risiko-risiko yang bergerak pada satu arah saja yaitu arah kerugian).
Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.
Risiko murni (pure risk) dapat dikelompokkan pada 3 (tiga) tipe risiko, yaitu:
a.    Risiko aset fisik
Merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan.
Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
b.    Risiko karyawan
Merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
Contoh: kecelakaan kerja sehingga aktivitas perusahaan terganggu. 
c.    Risiko Legal
Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Risiko ini akibat kelemahan masalah hukum, mulai dari tuntutan hukum, tidak adanya kerangka hukum, dan kelemahan perjanjian.
Contoh: perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti ganti rugi.

2.      Risiko Spekulatif (speculative risk)
Risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Kemungkinan kerugian ada, tetapi disamping itu juga terdapat kemungkinan untung. Risiko ini biasanya berkaitan dengan risiko usaha atau bisnis.
Contoh: perjudian, pembelian saham, valuta asing, saving dalam bentuk emas, perubahan tingkat suku bunga perbankan.
Risiko spekulatif (speculative risk) dapat dikelompokan sebagai berikut:
a.    Risiko pasar
Merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar yang bervariasi, seperti akibat suku bunga, nilai tukar, dan komoditas.
Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
b.    Risiko kredit/investasis
Merupakan risiko yang terjadi karena counter party (debitur) gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan.
Contoh: timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
c.    Risiko likuiditas
Merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas/ketidakmampuan dalam menempatkan kewajiban (liability).
Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
d.   Risiko operasional
Merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar.
Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk terkena virus.
e.    Risiko strategi
Risiko yang timbul akibat lemahnya pembentukan dan penerapan strategi perusahaan, lemahnya pengambilan keputusan dalam dunia bisnis atau kesenjangan reaksi dalam menghadapi perubahan. Risiko ini dikelola pada level direksi dan memerlukan perencanaan strategi.

3.      Risiko Statis (Static Risk)
Adalah risiko yang selalu ada walaupun tidak terjadi perubahan-perubahan keadaan. Contohnya : kebakaran, risiko kebakaran tetap ada walaupun kehidupan masyarakat tidak berubah.

4.      Risiko Dinamis (Dynamic Risk)
Merupakan risiko-risiko yang timbul akibat dari suatu keadaan yang terus berubah-ubah. Contoh : keadaan sosial yang berubah, lingkungan yang berubah, perubahan teknologi.

5.      Risiko Obyektif (Subjective Risk)
Dapat diartikan sebagai penyimpangan secara relatif antara kenyataan dengan kemungkinan terjadinya kerugian tersebut, dimana pengukuran diadakan untuk jangka waktu yang cukup besar jumlahnya, sehingga secara statistik dapat diukur kemungkinan secara lebih wajar dan tepat.

Sumber-Sumber Risiko
Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham.
Risiko pasar.
Merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar yang bervariasi. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
 Risiko Bisnis merupakan risiko yang timbul dari keputusan investasi.
 Risiko Finansial merupakan risiko yang timbul dari keputusan finansial
 Risiko Likuiditas.
Merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas/ketidakmampuan dalam menempatkan kewajiban (liability).
 Risiko Nilai tukar mata uang merupakan suatu bentuk risiko yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. 
 
Risiko Negara merupakan  risiko yang timbul karena perubahan ekonomi atau politik suatu negara yang berdampak pada negara lain yang akan berhubungan dengan negara tersebut.  misalnya, kekurangan cadangan devisa suatu negara akan menyebabkan keterlambatan pembayaran pinjaman kepada bank kreditur di negara lain
Risiko Sistematis merupakan Resiko systematis yaitu resiko yang bisa didiversikan atau resiko yang sifatnya memepengarui secara menyeluruh. Sebagai contoh pada saat awal krisis dimana mata uang Rupiah terdepresiasi hebat, pertumbuhan ekonomi negatif, dan indeks turun tajam, maka dapat dipastikan apapun portofolio saham anda pasti akan mengalami capital loss.


Hubungan Pengertian Risiko dan Return
1.      Bersifat linier atau searah
2.      Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3.      Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4.      Kondisi linier hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

Hubungan Karakteristik dengan Risk dan Return.
Takut pada resiko atau risk avoider
Karakteristik ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya, bahkan cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya menghindari resiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Secara umum pebisnis yang berkarakter seperti ini cenderung melakukan tindakan yang biasanya disebut dengan safety player. Penganut risk avoider cenderung sulit memimpin dan lebih banyak menjadi follower bukan seorang innovator

Hati-hati pada resiko atau risk indifference
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat berhati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan. Bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan kecenderungan kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan tersebut diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja. Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem sebagai tipe peragu.

Suka pada resiko atau risk seeker atau risk lover
Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada resiko. Karena bagi dia, semkin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan besar pengaruhnya terhadap setiap keputusan yang diambil. Mereka terbiasa dengan spekulasi, dan itu pula yang membuat mereka selalu ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Kalaupun menjadi pekerja, itupun tidak bertahan lama. Mental risk seeker atau risk lover adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini umumnya dimiliki oleh pemberontak dimana mereka mau bersusah payah dengan keyakinan akan memperoleh kenikmatan setelah itu, berupa kemenangan.
Dari ketiga karakteristik ini, karakter risk seeker yang paling begitu mendominasai jika dilihat dari segi kedekatannya dengan resiko.



Apa Itu Risiko Sistematis, tidak sistematis, dan total risiko
-          Resiko Sistematis/ Market risk/ risiko umum merupakan resiko yang bisa didiversikan atau resiko yang sifatnya memepengarui secara menyeluruh.
-          Resiko tidak sistematis/ resiko spesifik adalah resiko yang hanya membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja.

-          Total Resiko merupakan gabungan atau penjumlahan antara resiko sistematis dan tidak sistematis.

Related Posts

No comments:

Post a Comment